Rabu, 26 September 2012

Jar Of Hearts

I know I can't take one more step towards you
Cause all that's waiting is regret
And don't you know I'm not your ghost anymore
You lost the love I loved the most

I learned to live half alive
And now you want me one more time

And who do you think you are
Running 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Who do you think you are

I hear you're asking all around
If I am anywhere to be found
But I have grown too strong
To ever fall back in your arms

And I've learned to live half alive
And now you want me one more time
[ Lyrics from: http://www.lyricsmode.com/lyrics/c/christina_perri/jar_of_hearts.html ]
And who do you think you are
Running 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Who do you think you are

And it took so long just to feel alright
Remember how to put back the light in my eyes
I wish I had missed the first time that we kissed
Cause you broke all your promises
And now you're back
You don't get to get me back

And who do you think you are
Running 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Don't come back at all

And who do you think you are
Running 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
Don't come back for me
Don't come back at all
Who do you think you are?
Who do you think you are?
Who do you think you are?

Selasa, 25 September 2012

SAJAK KECIL TENTANG CINTA (dariku untukMu (mu))

SAJAK KECIL TENTANG CINTA
(Sapardi Djokodamono)
mencintai angin harus menjadi siut
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak
mencintaiMu (mu) harus menjadi aku

Minggu, 23 September 2012

Rindu Jatuh Cinta

Eeiits gile dah. title entri kali ini Rindu Jatuh Cinta. Luar biasa banget nggak seh?
yuuupss, tapi suer itu nyata. gue rindu banget jatuh cinta. why? nggak tau kenapa juga.

Rindu pacu jantung yang nggak kekontrol.
Rindu senyum-senyum sendiri
Rindu semangat yang luar biasa menggebu.
Rindu hati merasa luar biasa tiap harinya ketik jatuh-cinta.

yaaahh. tapi mungkin emang belo waktunya buat jatuh cinta lagi kalee ya.
so let's it flow aja :))

Night love <3 p="p">

Rabu, 19 September 2012

Pelayanan Publik, Orientasi Utama Birokrasi Itu Ada


Jepang, sebuah Negara di kawasan Asia Timur yang menganut sistem demokrasi. Namun berbeda dengan Negara bersistem demokrasi lainnya, Hanya ada satu partai yang dominan di Jepang, yaitu Liberal Democratic Party (LDP) yang berkuasa sejak 1950-an. Namun di samping itu sistem multi partai juga diterapkan dengan adanya 6 partai besar di jepang.
Konstitusi 1947 Jepang mengandung tiga prinsip pokok, yaitu: 1) Kedaulatan Rakyat dan Peranan Kaisar sebagai Simbol; 2) Suka Perdamaian; 3) Menghormati Hak Asasi manusia. Supra Struktur Politik diatur pula dengan adanya Lembaga Legislatif (national Diet/Parlemen Nasional), Lembaga Eksekutif (Kabinet/Dewan Menteri yg dipimpin oleh Perdana Menteri), dan Lembaga Judisiil (Supreme Court/Mahkamah Agung)
Jepang memiliki suatu sistem nilai yang disebut “Konfusianisme” yang berisi nilai-nilai kearifan, moral perilaku yang dirancang untuk mengatur hubungan dua arah. Sangat menekankan kepada individu mengenai moral atau berbudi aik di tingkat kolektif maupun individu. Sistem ini berlaku sebagai model bagi elit pemerintahan, dimana tugas dan hak istimewa hanya dapat diberikan pada orang-orang dengan kecerdasan dan pendidikan untuk dapat mewujudkan “pemerintah dengan kebaikan”. Konsensus atau pengambilan keputusan berdasarkan mufakat menjadi budaya yang melibatkan seluruh kepentingan baik parpol, birokrat, intelektualis, media dan pengusaha. Kebebasan pers dijunjung tinggi dan terbuka bagi siapapun yang ingin menyalurkan pemikiran, bahkan mengkomunikasikan kejelekan para tokoh pilitik yang nantinya dijadikan masukan dalam pembuatan kebijakan pemerintah.
Birokrasi Jepang dikatakan cukup kuat, unik karena birokrat pemerintahan nasional dapat dipinjamkan kepada pemerintah local sehingga adanya kesempatan untuk saling bertukar pengalaman dan menciptakan harmonisasi antara dua level pemerintahan. Rekrutmen PNS melalui ujian kompetitif dan evaluasi personal, dan kebanyakan lulusan institusi pendidikan terbaik akan menempati posisi professional. Kaum laki-laki spesialisasi pendidikan hukum mendominasi level administrative tertinggi di jepang. Selain lulusan Hukum, lulusan Finance dan International Trade and Industry juga dominan memiliki status tinggi. Dikenal sebuah praktek “amakudari”, dimana pensiunan PNS dapat bergabung di perusahaan swasta maupun milik Negara, bahkan dapat bergabung di partai.
Berbicara tentang pelayanan publik, rating sangat baik berjalan efektif dan efisien diberikan dibidang pelayanan masyarakat secara langsung maupun dalam peran birokrasi penyelenggaraan pemerintahan. Hal tersebut selain dikarenakan dalam perekrutan aparatur Negara sebagai pelayan publik dapat dibilang menjunjung tinggi kapabilas dan kualitas SDM. Serta dilihat dari sisi peraturan pelayanan publik memiliki korelasi positif dimana SDM yang berkapabilitas dan kualitas tinggi berbanding lurus dengan baiknya peraturan yang dibuat untuk pelayanan publik. Dalam penggawasan aparatur Negara-pun dilaksanakan dengan ketat dan tegas. Pelayanan public dalam bentuk infratruktur kiranya patut dicontoh oleh Negara-negara lain. Katakanlah modal transportasi lebih khusus lagi kereta api di jepang, dengan tingkat kepadatan lalu-lintas tertinggi di dunia namun selalu tepat waktu.
 Berharap dengan adanya reformasi birokrasi. Sistem birokrasi Indonesia menjadi lebih baik. Meneladani hal-hal baik dari Negara-negara yang lebih maju, seperti yang telah dipaparkan di atas kiranya tidak menjadi sebuah gengsi. Hilangkan kebiasaan “ingin diladeni” karena aparatur negaralah yang harusnya “meladeni” rakyat Indonesia.